Google Glass menjadi produk wearable dari Google yang paling dinanti oleh para pengguna gadget dalam Google I/O tahun ini. Mencoba menceritakan sejarah perjalanan Google Glass, sebuah video hadir melengkapi laman YouTube.
Seperti dilansir dari Engadget, Kamis (16/05/13), Jean Wang yang tak lain merupakan salah satu insinyur dalam pengembangan proyek Google Glass, menjelaskan dalam sebuah video yang diunggah ke Youtube bila Google Glass sendiri berkembang dari konsep awal sebuah proyektor pico yang dipasang pada sebuah kacamata hingga menjadi bentuk cetak 3D seperti prototip Google Glass di kanan atas gambar, hingga terus berkembang dengan bentuk yang lebih baik.
Ia juga tidak membantah bahwa inspirasi untuk membuat Google Glass datang dari sebuah tayangan di televisi. Hal tersebut juga menjadi usaha awal tim dalam mengembangkan teknologi gerakan dan kontrol suara pada Google Glass.
Dalam Google I/O tahun ini, Google Glass juga mengenalkan aplikasi terbarunya, yaitu MedRef for Glass. Fitur tersebut hadir untuk mempermudah pengguna mengingat nama dan wajah orang lain. MedRef for Glass sendiri hadir karena kebutuhan orang-orang yang bekerja mengandalkan informasi di dalam sebuah rumah sakit.
Google merilis foto-foto perkembangan pengerjaan Google Glass saat masih berupa purwarupa hingga hasil final seperti sekarang. Ada lima tahap yang dilakukan Google sebelum akhirnya mendapat bentuk Google Glass yang sempurna.
Raksasa mesin pencari itu memunggah enam foto Google Glass di jejaring sosial Google Plus, mulai dari pertama kali dikerjakan, hingga menjadi model akhir. Foto-foto tersebut bermula dari perangkat yang memiliki mesin di bagian kiri kanannya, hingga elegan seperti sekarang.
Awalnya, perangkat Google Glass ini pun dibuat dengan frame serta lensa kaca. Frame pun berubah-ubah warna dari hitam, putih, hingga akhirnya dipilih silver. Empat purwarupa pertama masih menggunakan perangkat komputer besar di bagian sisi kaca mata, di foto kelima barulah mesin dari Google Glass mulai menyusut, namun masih dengan desain yang kurang sempurna.
Hingga akhirnya di foto keenam Google Glass tampak lebih simpel dan nyaman dikenakan, meski tanpa kaca lensa di depannya. Satu hal kunci yang tak dilepas ialah perangkat seperti touch-pad di sebelah kanan, proyektor prisma, dan kamera yang ada di semua purwarupa.
Dengan kemajuan sains dan teknologi hal ini sekarang menjadi mungkin dilakukan. Ilmuwan komputer dari Saarbruecken membuktikan ini dengan menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik baru pengolahan citra untuk menarik uang di mesin ATM atau membaca dokumen terenkripsi.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di Sciencedaily.com, pengunjung dapat memeriksa pendekatan baru ini di pameran komputer internasional CeBIT di Saarland University, Jerman, belum lama berselang.
Kemajuan teknologi ini membuat kehidupan manusia di masa depan menjadi semakin mudah sekaligus menyenangkan.
Misalnya, anda cukup mengedipkan mata agar foto identifikasi diri di mata anda dapat diambil. Selain itu, dengan melirikkan mata kanan anda bisa membaca teks pesan dan beberapa keperluan lain yang bisa dilakukan dengan menggunakan Google Glass.
Meski demikian, apakah hal itu membuat para ahli IT patut merayakan hal ini sebagai tonggak baru dalam kemajuan teknologi yang berhasil mereka capai? Suatu kemajuan yang suatu saat nanti dapat digunakan masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari?
“Berkat bantuan Max Planck Institute for for Informatics, kami adalah satu dari beberapa universitas di Jerman yang dapat melakukan penelitian dengan teknologi Google Glass,’’ kata Dominique Schröder, asisten profesor Algoritma Cryptographic di Saarland University.
Perangkat peralatan canggih futuristik ini terdiri dari bingkai kacamata yang yang telah dipasangi kamera dan komputer mini. Kemajuan yang berhasil dicapai sampai saat ini sangat menggembirakan.
Meski demikian, seperti diakui Schroder, kemajuan ini bukan tidak memiliki sisi negatif yang perlu dikuatirkan. Terutama yang berkaitan dengan masalah keamanannya.
Schröder, yang juga merupakan peneliti di Center for IT-Security, Privacy and Accountability (CISPA), menyadari adanya kekuatiran masalah keamanan data dengan Google Glass.
“Kami tahu bahwa Anda dapat menggunakannya untuk penyalahgunaan data. Tetapi harus diingat bahwa teknologi ini juga dapat digunakan untuk melindungi data,’’ tegasnya.
Untuk membuktikan ini, Schröder dan kelompoknya menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik dari analisis citra otomatis untuk menciptakan sistem perangkat lunak "Ubic".
Dengan menggunakan Ubic, proses penarikan uang di mesin ATM akan berubah sebagai berikut: Pelanggan mengidentifikasikan dirinya ke mesin ATM. Ini permintaan yang lumrah sebagai kunci yang handal bagi publik pelanggan.
Selanjutnya mesin tentu akan meminta nomor identifikasi pribadi (PIN). Belakangan ini bahkan pelanggan akan diminta membubuhkan tandatangan digital sebagai ganti tanda tangan konvensional.
Hanya pelanggan sesungguhnya yang dapat menggunakan rahasia yang tersimpan di dalam akunnya sendiri, dengan menggunakan kunci rahasianya. Selama ini, semua rahasia tersimpan dengan baik di Google Glass. Bersamaan dengan itu, uangnya juga aman.
Keunggulan Google Glass